Selama proses konstruksi lumpur diatom, banyak faktor yang dapat memengaruhi efek akhir konstruksi, jadi memahami tindakan pencegahan selama konstruksi sangat penting untuk memastikan kualitas dan daya tahan lumpur diatom.HPMC (hidroksipropil metilselulosa), sebagai bahan pembantu konstruksi yang penting, digunakan secara luas dalam proses persiapan dan konstruksi lumpur diatom, dan kinerjanya memiliki dampak yang signifikan terhadap efek konstruksi lumpur diatom.
1. Pemilihan dan proporsi material
Kualitas lumpur diatom berhubungan langsung dengan efek konstruksi, jadi sangat penting untuk memilih bahan baku berkualitas tinggi. Tanah diatom merupakan komponen utama lumpur diatom, dan sangat penting untuk memilih tanah diatom yang bebas polusi dan memiliki kehalusan sedang. HPMC, sebagai salah satu bahan pengikat, dapat secara efektif meningkatkan daya rekat dan pengoperasian lumpur diatom. Dalam hal proporsi, jumlah HPMC yang ditambahkan perlu disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi yang sebenarnya. Terlalu banyak akan memengaruhi permeabilitas udara, dan terlalu sedikit dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam pengoperasian atau daya rekat yang tidak memadai selama konstruksi.
2. Perawatan permukaan dasar
Perawatan permukaan dasar merupakan mata rantai utama dalam konstruksi. Jika permukaan dasar tidak rata atau terdapat material yang longgar, daya rekat lumpur diatom mungkin buruk, yang akan memengaruhi hasil konstruksi. Sebelum konstruksi, perlu dipastikan bahwa dinding bersih, kering, bebas dari minyak, debu, dan kotoran. Untuk dinding dengan retakan besar, retakan tersebut harus diisi dengan material perbaikan yang tepat agar rata dan halus. Jika permukaan dasar terlalu halus, daya rekat lumpur diatom dapat ditingkatkan dengan menggiling atau mengaplikasikan agen antarmuka.
3. Kontrol suhu dan kelembaban
Selama konstruksi lumpur diatom, pengendalian suhu dan kelembapan sangatlah penting. Suhu dan kelembapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi proses pengerasan lumpur diatom, dan dengan demikian mempengaruhi hasil konstruksi. Suhu konstruksi yang ideal adalah antara 5°C dan 35°C, dan kelembapan harus dijaga pada 50% hingga 80%. Jika konstruksi dilakukan di lingkungan dengan suhu yang terlalu rendah, kecepatan pengeringan lumpur diatom akan terlalu lambat, yang mempengaruhi efisiensi konstruksi; sedangkan di lingkungan dengan suhu yang terlalu tinggi, kecepatan pengeringan lumpur diatom akan terlalu cepat, yang dapat menyebabkan keretakan. Oleh karena itu, sinar matahari langsung dan angin kencang harus dihindari selama konstruksi untuk memastikan bahwa suhu dan kelembapan lingkungan konstruksi sesuai.
4. Alat dan metode konstruksi
Pemilihan alat konstruksi berhubungan langsung dengan hasil konstruksi. Alat yang umum digunakan meliputi pengikis, sekop, rol, dll. Pemilihan alat yang tepat dapat meningkatkan efisiensi konstruksi dan memastikan kualitas konstruksi. Konstruksi lumpur diatom secara umum dibagi menjadi tiga langkah: pengikisan, pengikisan, dan pemangkasan. Selama proses konstruksi, ketebalan pengikisan harus seragam, dan pengikisan harus halus dan tidak meninggalkan bekas yang terlihat. Penambahan HPMC dapat membuat lumpur diatom lebih cair dan lebih mudah dioperasikan selama konstruksi, tetapi perlu untuk menghindari penambahan terlalu banyak untuk mencegah fluiditasnya menjadi terlalu kuat, sehingga menghasilkan lapisan yang tidak merata.
5. Urutan dan interval konstruksi
Konstruksi lumpur diatom umumnya perlu diselesaikan dalam dua waktu: lapisan pertama diaplikasikan pada lapisan dasar, dan lapisan kedua untuk pemangkasan dan pemrosesan detail. Saat mengaplikasikan lapisan pertama, lapisan tidak boleh terlalu tebal untuk menghindari pengelupasan atau keretakan. Setelah lapisan dasar benar-benar kering, lapisan kedua diaplikasikan. Saat mengaplikasikan lapisan kedua, pastikan lapisannya seragam dan permukaannya rata. Dalam kondisi iklim yang berbeda, waktu pengeringan lapisan bervariasi, biasanya memerlukan interval 24 hingga 48 jam.
6. Kontrol kualitas dan pemeliharaan
Setelah konstruksi selesai, permukaan lumpur diatom perlu dirawat untuk menghindari kontak dini dengan kelembaban dan kotoran. Periode pengeringan biasanya sekitar 7 hari. Selama periode ini, hindari benturan keras dan gesekan untuk menghindari kerusakan permukaan. Pada saat yang sama, hindari mencuci dinding secara langsung dengan air untuk menghindari jejak noda air atau noda. Untuk kontrol kualitas lumpur diatom, disarankan untuk memeriksa secara teratur apakah dinding retak atau terkelupas, dan memperbaikinya tepat waktu.
7. Tindakan pencegahan untuk penggunaan HPMC
Sebagai aditif konstruksi yang umum digunakan,HPMCmemainkan peran kunci dalam konstruksi lumpur diatom. Dapat meningkatkan retensi air lumpur diatom, memperpanjang waktu buka dan meningkatkan ketangguhan lapisan. Saat menggunakan HPMC, perlu untuk menyesuaikan proporsi secara wajar sesuai dengan persyaratan konstruksi dan formula lumpur diatom yang berbeda. Penggunaan HPMC yang berlebihan dapat memengaruhi permeabilitas udara lumpur diatom, sehingga sulit untuk menyesuaikan kelembaban udara; sementara penggunaan yang terlalu sedikit dapat menyebabkan adhesi lumpur diatom yang tidak memadai dan mudah rontok.
Konstruksi lumpur diatom merupakan proses yang sangat teliti dan penuh kesabaran, yang memerlukan pertimbangan dari banyak faktor seperti pemilihan material, perawatan permukaan dasar, suhu dan kelembapan lingkungan, peralatan konstruksi, dan metode konstruksi. Sebagai bahan tambahan yang penting, HPMC memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja konstruksi lumpur diatom. Penggunaan HPMC yang wajar dapat meningkatkan efek konstruksi dan memastikan bahwa kinerja dan tampilan lumpur diatom memenuhi standar yang diharapkan. Selama proses konstruksi, operasi konstruksi yang tepat dan manajemen konstruksi yang ilmiah merupakan kunci untuk memastikan kualitas.
Waktu posting: 25-Mar-2025